Bismillahirromanirrohiim..Share sesuatu yang bermanfaat. Insyaa Alloh

Thursday, January 25, 2024

Filosofi Teras

summary page 275

Filosofi berasal dari gabungan dua kata yunani: "phylos" artinya mencintai dan "sophie" (kebijaksanaan). Filosofi secara literal bisa diartikan "mencintai kebijaksanaan". Bagi para filsuf Stoa, tidaklah cukup untuk memahami dan membahas filsafat saja, tetapi filsafat harus diterapkan dalam hidup nyata.  

Karena itulah Stoisisme sering disebut sebagai salah satu filosofi yang paling praktis karena mementingkan aplikasi di dunia nyata, dan bukan hanya sebagai wacana teoritis/konsep saja. Jangan hanya berkata kamu sudah membaca banyak buku. Tunjukan bahwa melalui buku-buku tersebut kamu telah belajar untuk berpikir lebih baik, menjadi seseorang yang bijak memilih, memilah dan merenung. Buku-buku bagaikan latihan beban bagi pikiran. Buku sangat membantu, tetapi sangatlah keliru jika kita mengira kita sudah menjadi lebih baik hanya dengan menghafal buku itu. 

Epictetus (Discourses)

 Filosofi Teras 

Summary Page. 268

Filosofi teras mungkin tidak memiliki semua jawaban permasalahan hidup, tetapi ia telah memberikan beberapa ciri-ciri dari kehidupan yang baik, misalnya, kehidupan yang terbebas dari emosi negatif (ketakutan, kecemasan, kemarahan, dendam, iri hati, dengki, nafsu untuk memiliki, keserakahaan, dan banyak lagi), kehidupan yang terus dibangun di atas kebajikan (virtues), keberanian (moral), keadilan kepada sesama, kemampuan menahan diri, dan kebijaksanaan dalam menjatuhkan pilihan. Hidup yang selaras dengan alam, dengan menggunakan nalar kita, dan tidak hanya menuruti emosi dan nafsu kita. Hidup yang cermat dalam menginterpretasi kejadian di sekitar kita. Hidup yang tidak berlebihan, dan selalu siap menghadapi keadaan apa pun. Hidup yang membangun orang lain, minimal bersabar kepada mereka. Hidup yang penuh perikemanusiaan kepada sesama, tanpa membedakan dan mendiskriminasi orang lain atas dasar apa pun. 

Jika seseorang bisa terus (berusaha) menjalani hidup seperti di atas, maka para filsuf stoa percaya bahwa kapan pun hidup kita harus berakhir, sesungguhnya kita sudah menjalani hidup yang baik, dan kita akan pergi dengan anggun (grace).