Tulisan Pa JS
Setelah berhasil merebut kursi Tesla, sebagai No. 1 Raja EV Dunia, di Q4/2023 (484,506 unit di kwartal itu), BYD juga mengambil alih mahkota Raja Otomotif di pasar China, dari Group VW. Pasar otomotif China (30 juta, tahun 2023 lalu) menjadi yang terbesar di dunia(1/3 dari Global Car Sales, 89.4 juta unit)🟨
Datangnya BYD tentu saja harus diperhatikan ASII - yang mendominasi sektor otomotif Indonesia selama ini. Tahun 2023, pangsa otomotif ASII sekitar 56% (560,717 unit). Angka ini, membuat ASII tetap di No 1. Namun dibandingkan tahun 2022, turun 2.3%🟨
Sekitar 41% Total Revenue ASII berasal dari otomotif (Data LK Kw-III/2023). Dari total penjualan di atas, 33% berasal dari brand Toyota (dan Lexus). Kontribusi dari Daihatsu, 20%, dan sisa 47% dari BMW, Isuzu, UD Trucks serta Peugeot🟨
Meskipun Divisi Otomotif mewakili 41% Total Sales, rendahnya margin di sektor otomotif (11.5%), membuat net-margin sektor ini hanya sekitar 8%. Kontribusi laba sektor otomotif hanya 25% - bukan 41% seperti Sales-nya. Kenaikan/penurunan 10% Sales Divisi Otomotif, akan menjadikan total laba ASII turun sekitar 2.5%🟨
BYD sudah berjalan lebih jauh dari Toyota dan BMW untuk EV-nya. Hal ini bisa menguatkan posisinya di tahun 2024. Harga mobil BYD - yang lebih kompetitif, juga merupakan faktor Plus bagi BYD🟨
Di Malaysia, tahun 2023 lalu, BYD telah menguasai 37% pasar EV (3,728 unit). Di Thailand, selama tahun 2023, BYD mampu menjual lebih banyak lagi (30,650 unit). Lain dari Malaysia, Thailand BYD membangun fasilitas produksi sendiri - dengan kapasitas 150,000 unit🟨
Di Indonesia, menurut Car News China, pabrik EV BYD rencananya juga dibangun dengan kapasitas produksi 150,000 unit. Menko Ekuin, saat peluncuran 3 mobil BYD (Atto 3, Dolphin dan Seal), menyebut investasi pabrik BYD itu $ 1.3 Milyar🟨
Dari angka-angka di atas, kehadiran BYD ini, sangat mungkin bisa mengganggu pangsa pasar ASII. Tetapi dengan fasilitas produksi ASII saat ini, gangguan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Bahkan jika penurunan Sales mencapai 20% (I doubt it), dampak negatif terhadap labanya - dengan penurunan saham ASII saat ini, safety margin-nya masih cukup tinggi🟨